Forever Competition 2

Dalam dua atau tiga bulan belakangan ini, rcti dan sctv susul menyusul dalam hal rating dan share pemirsa. Seolah-olah stasiun tv yang lain nggak ada apa-apanya. Dari update yang dirilis AC Nielsen, posisi dua stasiun tv itu bahkan selalu berubah dalam hitungan minggu. Minggu ini misalnya rcti nomor satu rating atau pun share-nya, minggu depan harus siap-siap digusur sctv. Begitupun sebaliknya.

Menjadi nomor satu agaknya memang esensi dari sebuah kompetisi. Memenangkan persaingan atas tv kompetitor dalam rating dan share, memang itulah yang dituju. Dan saat kemenangan itu datang, ia jadi moment menyenangkan. Sebaliknya, saat kita kalah sangatlah menyebalkan. Untuk itu setiap kemenangan akan sekuat tenaga dipertahankan. Sebuah kerja berat. Bahkan lebih berat dibanding saat kemenangan diraihnya. Makanya, pepatah mempertahankan kemenangan lebih sulit ketimbang merebut kemenangan selalu dan akan selalu berlaku

Dalam situasi persaingan “duopoli” yang seperti ini, aroma kompetisi jadi sangat terasa. Segala daya, semua upaya mengarah kesatu titik. Nomor satu. Setiap hari yang diomongin hanya rating, share, dan posisi berapa. Bahkan ketika misalnya di lift bertemu seseorang dari dept terkait, langsung disapa, “Mas, posisi berapa ?”. Atau, “Pak, share kita berapa persen ?”. Heran, gak ada yang lebih menarik dari itu apa ? Minimal ya sapaan selamat pagi atau selamat siang, baru setelah itu ngomongin rating dan share.

Pada sebagian dept tertentu topik obrolan seperti itu sudah biasa bahkan seolah “menu wajib”. Tapi di sebagian dept yang lain gimana ? Belum tentu. Sangat mungkin favorit topik obrolan mereka lain lagi atau bahkan beda banget. Soal rating dan share jangan-jangan malah dianggap nggak penting. Dianggap nggak penting he he …, benarkah ?

Sekali lagi, mungkin jawabnya ya. Toh bahan obrolan memang sangat variatif dan nggak beraturan. Ada yang suka ngomongin menu makanan, atau kemacetan di Gatsu depan kantor yang makin menjadi, teman kost yang cantik, atasan yang bawel, novel bagus di reading room, liga primer yang hilang dari layar kaca, jajanan di rest room yang itu-itu saja, atau sekedar ribut-ribut akibat bau kentut yang di ledakkan teman kerja yang usil dll. Soal pekerjaan tentu saja mereka bekerja dengan baik. Nggak masalah. Tapi soal rating atau share, mereka nggak begitu ngeh. Ngomong soal rating, ah… entar saja deh.

Topik obrolan seputar rating dan share itu tentu sekedar contoh saja. Mungkin gambaran diatas itu terlalu ekstrim. Tapi ya kira-kira begitulah. Ketertarikan kita pada hal-hal yang bukan urusan kita terkadang memang sangat kecil, termasuk dalam hal pekerjaan misalnya. Tak hanya dikantor tv sini, dikantor tv “sana” pun mungkin tak jauh beda.

Lalu apakah itu artinya sebagian dept yang pertama lebih baik dari sebagian dept yang lain ? Belum tentu, bisa jadi juga sebaliknya. Lagi pula ini bukanlah soal baik atau buruk. Jadi nggak bisa dibanding-bandingkan.

Untuk merebut kemenangan, apalagi mempertahankannya, diperlukan kesatuan langkah. Juga kesamaan persepsi. Makanya dua kelompok itu, tiga kelompok itu, empat atau bahkan berapapun jumlahnya itu, mereka harus saling menjembatani diri. Antar dept harusnya tak boleh ada gap. Dan kebijakan dari atas harusnya di-juklak-an dgn benar. Sehingga sedikit banyak kita tau, apa sih sebenarnya maunya dept di sebelah kita itu. “Orang lain” yang terdekat dengan kita.

Sudahkah semua itu dilaksanakan ? Nggak tau lah. Yang jelas kalo dari soal yang sepele itu saja kita sudah saling tak tahu menahu, maka sebuah pekerjaan yang lebih berat sudah menanti didepan kita.

Siapkah kita memenangkan persaingan ini ?

Tinggalkan Komentar